Minggu, 15 Juni 2014

Resensi Cerpen: Guru

Judul Cerpen   : Guru
Penerbit           : Putu Wijaya
Tahun Terbit    : 2005

Cerpen ini menceritakan anak bernama Taksu yang mempunyai cita-cita menjadi guru. Namun cita-citanya tidak tersampaikan karena orangtua Taksi beranggapan bahwa menjadi guru adalah masa depan yang kurang jelas. Untuk mengubah pendirian Taksu orang tuanya hingga membelikan mobil mewah BMW tetapi tidak dihiraukan oleh Taksu. Berbagai konflik yang ada dalam cerpen ini diantaranya suami yang takut pada istrinya, konflik antara seorang ayah dan anaknya, juga konflik batin, dan banyak konflik lain yang menegangkan. Cerpen ini di satu sisi seperti senjata makan tuan bagi sang Ayah karena jauh sebelum Taksu berkeinginan menjadi guru, ketika Ayahnya bernasehat untuk selalu menghormati guru dan menempel guru karena gurulah yang menjadi gudaan dan sumber ilmu, hal inilah yang menjadi doktrin atau alasan yang kuat Taksu untuk menjadi seorang guru. Cerpen ini pun ada sedikit bumbu percintaan ketika ayah Taksu memarahi Mina seorang guru yang pas-pasan yang merupakan kekasih dari Taksu yang dianggap Ayahnya sebagai biang keladi anaknya menjadi guru. Namun beberapa bagian cerpen ini sungguh tidak menghargai bahkan menganggap profesi guru ini sangat rendah dan menganggap materi di atas segalanya. Di akhir cerita ini, Taksu menjadi orang yang sukses sebagai pengusaha importer barang-barang mewah, dan mendapat gelar doctor honoris causa. Sungguh akhir yang tak disangka oleh orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar